Senin, 24 Desember 2012



BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Perubahan lingkungan itu pada akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Karena itu, untuk menghindari terjadinya dampak negatif tersebut perlu dilakukan pencegahan, misalnya melakukan analisis terhadap lingkungan terlebih dahulu sebelum membangun suatu proyek. Di dalam pembangunan, analisis tersebut dikenal dengan istilah analisis mengenai dampak lingkungan yang disingkat AMDAL. AMDAL dilakukan sebelum proyek dikerjakan.
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya.

2.      Rumusan Masalah
Banyaknya masalah dalam lingkungan hidup tidak membuat manusia sadar bahwa mereka yang mengambil peran penting dalam perubahan lingkungan hidup ini. Maka dalam tulisan ini kami merumuskan masalah yang akan dipaparkan:
·         Seperti apa perubahan lingkungan alami karena campur tangan manusia?
·         Seperti apa perubahan lingkungan alami karena faktor alam?

3.      Tujuan
·         Untuk mengetahui perubahan lingkungan alam karena campur tangan manusia
·         Untuk mengetahui perubahan lingkungan alami kerena faktor alam

BAB II PEMBAHASAN
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta mengatasinya.
1.      Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia
Manusia sering mengubah lingkungan daan melakukan kegiatan yang dapat mempengaruhi lingkungan. Seringkali kegiatan manusia yang bermaksud baik dan tidak mengganggu lingkungan itu pada akhirnya dapat merusak lingkungan. Misalnya, pembuatan bendungan Aswan di Mesir yang mengalirkan air Sungai Nil ke padang pasir uantuk pertanian, berakibat menyebarkan wabah penyakit pada penduduk. Penyemprotan dengan insektisida untuk meningkatkan produksi pertanian dapat mengakibatkan pencemaran. Perubahan lingkungan itu pada akhirnya dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Karena itu, untuk menghindari terjadinya dampak negatif tersebut perlu dilakukan pencegahan, misalnya melakukan analisis terhadap lingkungan terlebih dahulu sebelum membangun suatu proyek. Di dalam pembangunan, analisis tersebut dikenal dengan istilah analisis mengenai dampak lingkungan yang disingkat AMDAL. AMDAL dilakukan sebelum proyek dikerjakan. Ketika lingkungan telah tercemar dan mengalami kerusakan, baru disaradi akan pentingnya pelestarian lingkungan. Jika lingkungan menjadi rusak dan tercemar, dampaknya memantul kembali ke manusia. Jika Bumi tercemar dan lingkungan rusak, umat manusia tidak akan mampu menghindar dari dampak negatif ditimbulkannya.
Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan, pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian. Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya, daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut. Pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula produktif menjadi tidak atau kurang produktif. Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitamya menjadi kekurangan air sehingga tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan panas akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO2, peran tumbuhan sebagai produsen terhambat. Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya, penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman sehingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
·         Penebangan Hutan
Salah satu sebab utama perusakan hutan adalah penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk perabotan, lantai dan konstruksi diambil dari hutan. Walau penebangan hutan dapat dilakukan dalam aturan tertentu yang mengurangi kerusakan lingkungan, kebanyakan penebangan hutan di hutan hujan sangat rusak. Pohon- pohon besar di tebang dan diseret sepanjang hutan, sementara jalan akses yang terbuka membuat para petani miskin mengubah hutan menjadi lahan pertanian. Penelitian telah menemukan bahwa jumlah spesies yang ditemukan di hutan hujan yang telah ditebang jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah yang ditemukan di hutan hujan utamayang belum tersentuh. Banyak hewan hutan hujan yang tudak dapat bertahan hidup karena berubahnya lingkungan sekitar. Penduduk lokal biasanya bergantung pada penebangan hutan di hutan hujan untuk kayu bakar dan bahan bangunan. Pada masa lalu, praktek- praktek semacam itu biasanya tidak terlalu merusak ekosistem. Bagaimanapun, saat ini wilayah dengan populasi yang besar, curamnya peningkatan jumlah orang yang menebangi phon di suatu hutan hujan bisa jadi sangat merusak.
·         Pembangunan Pemukiman
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinyayang paling manusiawi. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum, pembuangan sampah, tersedianya listrik, telepon, jalan yang memungkinkan lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Analisis sistem menunjukan pembangunan perumahan berdampak terhadap meningkatnya konversi lahan untuk perumahan, menurunnya kerapatan jumlah jenis flora dan fauna, menurunnya produksi pertanian, menutunnya keanekaragaman hayati hutan, menurunnya manfaat lingkungan berupa pemandangan alam dan kenyamanan lingkungan. Jasa lingkungan yang berkurang menurunkan nilai manfaat pembangunan atau menaikan nilai pengorbanan pembangunan bagi penduduk sehingga dana pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan yang diterima penduduk akan lebih rendah dibandingkan dana bencana.
·         Penerapan Intensifikasi Pertanian
Intensifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil pertanian dengan cara mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada. Intensifkasi memang sangat dianjurkan untuk diterapkan agar produk atau hasil pertanian bisa lebih banyak dengan kualitas lebih baik pula. Biasanya para petani melakukannya dengan cara panca usaha tani, yaitu dengan pemilihan dan penggunaan bibit unggul, pengolahan lahan atau tanah pertanian secara tepat, pengaturan irigasi atau saluran air, pemberian pupuk sesuai dengan aturan, dan pemberantasan hama dengan baik.
Penerapan intensifikasi pertanian, selain telah memberikan banyak keberhasilan, ternyata juga banyak memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap keseimbangan ekosistem.
Ø  Dampak pengolahan tanah
Seringkali para petan mengolah tanah dengan cara membajak sawah, sawah dialiri sawah hingga tergenang dan terkadang kelebihan air dialirkan ke got dan akhitnya masuk ke sungai. Jadi di sawah terjadi pencucian unsu harayang dibuang ke sungai sehingga menyebabkan kesuburan tanah menjadi semakin berkurang.
Ø  Dampak pemupukan
Pemupukan dilakukan untuk memberikan zat makanan kepada tanaman agar tanaman memberikan hasil yang cukup. Pemupukan dan pupuk buatan dapat menyebabkan tanah menjadi masam.
Ø  Dampak pestisida
Ø  Dampak pengaturan irigasi
Ø  Dampak penggunaan bibit unggul
2.      Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan kawasan di sekitarnya rusak. Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, agar lingkungan tetap lstari, harus diperhatikan tatanan/ tatacara lingkungan itu sendiri. Dalam hal ini manusialah yang paling tepat sebagai pengelolanya karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan organisme lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Melindungi negara terhadap dampak kegiatan di luar wilayah negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran lingkungan. Melalui penerapan pengelolaan lingkungan hidup akan terwujud kedinamisan dan harmonisasi antara manusia dengan lingkungannya. Untuk mencegah dan menghindari tindakan manusia yang bersifat kontradiki dari hal- hal tersebut diatas.
Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup manusia menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari kompoen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Salah satu perubahan alam karena campur tangan manusia yaitu terjadinya perubahan iklim
·         Pengertian Perubahan Iklim
Seringkali orang salah menginterpretasikan perubahan iklim sama dengan pemanasan global, padahal keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Perubahan iklim merupakan perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara 50 sampai 100 tahun atau yang biasa disebut dengan inter centenial (Anonim, 2004). Sedangkan pemanasan global merupakan peningkatan temperatur rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Adapun dampak nyata dari pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim yang ekstrim (Kartiwa, 2007).
·         Penyebab Terjadinya Perubahan Iklim
Faktor-faktor alam seperti fenomena bertambahnya aerosol akibat letusan gunung berapi, siklon yang dapat terjadi didalam suatu tahun (inter annual), El-Nino dan La-Nina yang bisa terjadi di dalam sepuluh tahun (inter decadal) tidak masuk dalam kriteria peruabahan iklim global. Pada dasarnya perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan alih guna lahan (Anonim, 2004). Aktivitas manusia secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan perubahan serius pada komposisi atmosfir secara global. Hal ini disebabkan karena beberapa aktivitas manusia dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca secara signifikan di atmosfer. Dengan naiknya temperatur rata-rata bumi atau yang biasa disebut dengan pemanasan global dapat menyebabkan perubahan variabel iklim suhu udara dan curah hujan. Adapun jenis-jenis gas yang digolongkan sebagai gas rumah kaca adalah:
1.      Karbondioksida (CO2)
CO2 merupakan gas rumah kaca utama, jumlahnya mencapai 80% dari keseluruhan gas rumah kaca. Gas ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Selain itu penebangan hutan juga turut andil dalam menyumbang gas CO2, karena pada saat pohon ditebang, pohon yang berfungsi sebagai penyerap karbon akan melepaskan CO2.
2.      Metan (CH4)
Areal persawahan, pelapukan kayu, timbunan sampah proses industri, dan eksploitasi bahan bakar banyak menyumbangkan jenis gas ini. Adapun sumber utama emisi metan adalah persawahan. Lebih dari 90% metan yang terlepas dari areal persawahan ke atmosfer berasal dari tanaman padi (Dyah, 2007).
3.      Nitrous Oksida (N2O)
Gas rumah kaca yang satu ini berasal dari kegiatan pemupukan oleh para petani, transportasi, dan proses industri.
4.      Hidroflourkarbon (HFCs)
Jenis ini berasal dari sistem pendingin, foam, pelarut, dan pemadam kebakaran.
5.      Perflourokarbon (PFCs)
PFCs berasal dari proses-proses industri
6.      Sulfurheksa Flourida (SF6)
Seperti halnya dengan PFCs, SF6 juga dihasilkan dari proses industri.

·         Proses Terjadinya Perubahan Iklim
Pada prinsipnya proses terjadinya perubahan iklim diawali dengan masuknya radiasi matahari yang kemudian terjebak di dalam atmosfir karena adanya gas rumah kaca (efek rumah kaca). Gas rumah kaca tersebut akan meneruskan radiasi gelombang panjang yang bersifat panas, sehingga suhu dipermukaan bumi akan naik dan menjadi semakin panas dimana laju peningkatan panasnya berbanding lurus dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca. dengan laju perubahan konsentrasi gas rumah kaca.


BAB III PENUTUP
Simpulan

Terjadinya kerusakan alam dengan campur tangan manusia, kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia akan berdampak buruk bagi manusia itu sendiri. Dengan penebangan hutan dapat menyebabkan populasi hutan tidak nyaman, dengan pembangungan pemukiman pada daerah-daerah yang subur merupakan salah satu tuntutan kebutuhan akan pagan dan penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Masuknya radiasi matahari yang kemudian terjebak di dalam atmosfir karena adanya gas rumah kaca (efek rumah kaca). Gas rumah kaca tersebut akan meneruskan radiasi gelombang panjang yang bersifat panas, sehingga suhu dipermukaan bumi akan naik dan menjadi semakin panas dimana laju peningkatan panasnya.

Daftar Pustaka
Anonim. 2004. Perubahan iklim global. http://climatechange.menlh.go.id [6 Mei 2009]
Dyah, S. 2007. Konservasi air dalam menanggulangi kelangkaan air sebagai upaya adaptasi perubahan iklim. http://www.lead.or.id [7 Mei 2009]